Selasa, 31 Mei 2011

Everyone is Gifted.

   Pernah merasa disepelekan? Pernah merasa dianggap remeh? Atau pernah merasa diabaikan lalu dianggap tidak mampu? Atau malah pernah merasa tidak percaya diri karena seringnya dipandang sebelah mata dan tidak dipercaya bahwa kamu bisa?
   Begitu banyak masih orang-orang di dunia ini yang merasa dirinya kecil, dan tidak berarti apa-apa. Seringkali manusia memiliki bakat terpendam dan tidak berani menunjukkannya kepada dunia. Hey, everyone is gifted! Semua orang itu punya talenta, lagi. Everyone has a role in this world! Setiap orang dikaruniai peran untuk dimainkan di kehidupan ini. Tetapi, bedanya ada 2 jenis manusia di dunia ini. Mereka yang mampu menjadi percaya diri menunjukkan talentanya, atau mereka yang hanya menyesali kecilnya diri mereka dan kemudian menyembunyikan talenta yang mereka punya.

   Apa aja alasan seseorang tidak mengembangkan minat dan bakatnya? Ya seringkali tidak dipercaya kalau dia mampu, dianggap menyombongkan diri, atau karena kilau manusia itu tidak cukup terang untuk bisa terlihat bersinar. Sebenarnya, TUHAN tidak pernah menciptakan manusia unskilled atau tanpa bakat. GOD never makes mistake! DIA menciptakan setiap makhluk ciptaanNYA itu sempurna, sedetail-detailnya. Setiap makhluk hidup di bumi ini juga memiliki peran dan bakat masing-masing. Contohnya, cacing yang kecil saja diciptakan TUHAN berguna. Hewan yang satu itu berguna untuk menyuburkan tanah :) Menyuburkan tanah berarti berguna untuk kehidupan manusia dalam menanam segala macam tanaman, untuk dijadikan pangan. Lalu, pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Jadi jelas kan cacing yang kecil itu saja berguna untuk kehidupan? Karena setiap makhluk hidup diciptakan TUHAN dengan bakat dan kegunaan masing-masing.

   Untuk semua orang yang pernah dibully, semua orang yang pernah dianggap remeh, dan untuk semua orang yang pernah dianggap tidak berguna, tunjukkan saja kepada dunia bakat yang kamu miliki. Jangan pernah takut merasa bahwa kamu tidak memiliki apapun untuk diberitakan kepada dunia. Untuk semua orang yang merasa tidak percaya diri oleh karena merasa kekurangan dalam hal fisik, materi, juga kemampuan, jangan pernah ragu untuk menyemangati diri sendiri bahwa diri kamu itu istimewa. Setiap orang yang sedang merasa bahwa dirinya kecil dan terluka, ingatlah untuk tidak pernah mengasihani diri sendiri kemudia berlarut-larut bersedih. Tunjukkan, bahwa setiap pandangan orang yang meremehkanmu itu SALAH. Kamu punya bakat, gunakanlah bakatmu itu semaksimal mungkin. Even the knife has to be sharpened to be sharp. This is life and we are the knife. When the pain is enough, we're the strongest. All we need to do is trying. Don't be afraid of the pain people give when they try to knock you down. Everyone is gifted. We have to be never stop trying. Biarkan dunia menyaksikan kehebatan yang dimiliki olehmu. Jangan pernah merasa kecil karena kekurangan yang kamu miliki. Jangan pernah putus asa saat aral lintangan seperti diremehkan, disepelekan, atau keberhasilan yang tertunda meruntuhkan semangat yang kamu punya. Selalu akan ada kesempatan yang mendatangimu jika kamu tetap mencoba. Karena saat kamu berhenti berusaha, saat itu juga kamu berhenti untuk meraih mimpi demi masa depan yang kamu idam-idamkan. Juga ketika orang lain membicarakan yang jelek-jelek tentang dirimu ketika kamu sedang berusaha, jangan biarkan kesakitan menguasai amarah dan pikiranmu. Tetaplah melakukan yang baik, dan memikirkan yang baik pula. Berterimakasih lah untuk mereka yang telah menyakitimu, karena dengan cambukan mereka lah, pada akhirnya kamu akan berusaha keras untuk menjadi lebih baik.
   Ingatlah juga pepatah bahwa emas, dimanapun berada tetaplah emas. Sesakit apapun jalan yang kamu tempuh, yakinlah bahwa kehidupan pada akhirnya akan membayar pantas untuk setiap usaha jujur dan baik, yang kamu lakukan. Hidup ini adil. Apapun yang terjadi, setiap manusia adalah berharga, bertalenta. Believe it.



Esra Masniari Tambunan

Senin, 16 Mei 2011

Petir Tanpa Hujan (Short Story)

Hari ini aku memutuskan untuk tidak pulang. Aku muak dengan keadaan rumah yang semakin tidak terkendali. Ayah, yang selalu saja berbuat ulah dengan berselingkuh sana-sini dan hampir selalu pulang dalam keadaan mabuk. Belum cukup itu saja yang aku keluhkan dari keadaan rumah. Ibuku, terlalu lemah menghadapi sikap ayah yang sangat buruk itu. Dibiarkannya ayah membawa pulang wanita lain ke rumah! Tak jarang tamparan juga didaratkannya di pipi ibu. Sudah sering kulihat lebam biru bersarang di wajah ibu. Hatiku terkoyak, sakit rasanya melihat wanita yang melahirkan dan merawatku sampai sekarang diperlakukan sekeji itu. Ingin rasanya aku menghajar ayahku sendiri, membuatnya jera dengan berlaku seperti itu pada ibu. Tapi apa dayaku? Aku masih berumur 15 tahun, tubuhku kurus, belum cukup kuat untuk sekedar mendorong ayah sampai jatuh. Mana nafsu aku makan banyak; seperti yang ibu harapkan selama 2 tahun ini, jika setiap hari aku tersiksa dengan keadaan yang terjadi di rumahku.

   "Bu, kenapa kita nggak pulang kampung saja ke Purbalingga? Kita berangkat selagi ayah nggak di rumah, jadi dia tidak perlu ikut", ujarku minggu lalu pada ibu yang sedang menyetrika pakaian seragamku.
   "Loh, Andi kok ngomongnya begitu? Jadi maksudnya kita ninggalin ayah sendiri di sini? Ya, kasihan ayah dong, ndi", jawab ibu tenang dan kemudian tersenyum. Senyum amat teduh, yang hanya bisa kulihat jika ayah tidak berada di rumah. Aku hanya terdiam mendengar jawaban ibu. Ya, aku sudah menebak itu jawaban yang akan diuraikannya. Ibu terlalu mencintai ayah. Aku juga, tetapi hatiku luka. Apa sebenarnya ibu takut meninggalkan ayah? Takut jika ayah masih mengejar kami, kemanapun kami pergi. Tapi jujur, dari lubuk hatiku yang terdalam, cintaku kepada ayah sudah terganti dengan harapan agar tidak usah lagi mengenal ayah.

   Derrtt. Derrtt. Handphoneku bergetar, membuyarkan lamunanku. Oh, ternyata ibu meneloponku melalui telepon rumah. Aku menimbang-nimbang, memutuskan untuk mengangkatnya atau tidak. Sudah 7x ibu menelopnku, dan kurasa ia sudah cemas sekali sekarang. Aku putuskan untuk menjawab telepon itu.

   "Andi dimana? Ibu telepon berkali-kali kok nggak diangkat? Ya Tuhan, Ndi, ini sudah jam berapa? Kenapa nggak pulang??" cecar ibu dengan berbagai pertanyaan. Nada suaranya terdengar sangat khawatir. Aku melirik putaran jarum di benda yang melingkar di pergelangan tanganku. Pukul 9 malam.
   "Andi lagi nggak pengen pulang", jawabku pelan.
   "Apa?! Jangan macem-macem ya, ndi! Cepat pulang, ibu sendiri di rumah, ayahmu sudah pergi", ibu menegaskan kalimat terakhirnya.
   "Maksud ibu??"
   "Ayahmu sudah memutuskan untuk pergi, ndi", jawab ibu lirih. Namun entah kenapa, ku yakin ada semburat senyum di bibirnya.
  Aku mendengar suara petir menyambar-nyambar di luar sana sedari tadi. Langit malam terlihat mendung, terlihat lelah. Tidak ada hujan, bahkan setetes pun. Aku memutuskan untuk segera pulang. "Terima kasih, Tuhan", bisikku.



Esra Masniari Tambunan

Mesin Waktu (Short Story)

    Janet memperhatikan dengan seksama sebuah benda besar dengan bentuk yang aneh di depannya. Ia memperhatikan kabel-kabel di sekitar benda itu, yang mengerjap-ngerjap dengan sinar merah dan biru, dengan mata terbelalak. "Hebat! Sangat hebat! Ini luar biasa!" pikirnya.

   "Bagaimana, Janet? Percayakah kau sekarang aku sudah sukses membuat penemuan seperti ini?" ujar profesor Arnold dengan mata yang bersinar-sinar, penuh kebahagiaan. Rambutnya yang sudah memutih berantakan dan menjuntai-juntai. Janet bergidik ngeri melihat mimik gila profesor itu. Seperti kebanyakan penemu, profesor Arnold memang bertingkah aneh dan nyentrik. Profesor Arnold merupakan dosen di kampus Janet. Entah kenapa Janet pernah dengan bodoh menantang profesor nyentrik ini untuk membuatkannya mesin waktu. Hal yang nampaknya mustahil, namun dengan secara nyata terpampang di depan Janet, 3 tahun setelah Janet memberikan tantangan itu.
   "Ok, sekarang apa selanjutnya?" ujar Janet.
   "Kau bilang ingin kembali ke masa lalu, bukan? Nah, sekarang kau bisa menjadikan impianmu nyata! Hahaha", profesor Arnold tertawa keras sekali. Ya, Janet memang ingin kembali ke masa lalu, tepatnya 4 tahun lalu. Apa sih yang terjadi sebelum ia kehilangan ingatan akibat kecelakaan mobil yang menewaskan ibu dan adiknya?

   "Ya, aku ingin sekali mencobanya. Cepatlah tunjukkan cara untuk menggunakan mesin ini, profesor!" desak Janet. Kening profesor Arnold berkerut, sejenak seperti berpikir.
   "Boleh. Tapi ada syaratnya", jawab profesor Arnold membuat Janet bingung.
   "Apapun yang terjadi di masa lalu adalah bagian di hidupmu. Syukurilah", jawab profesor itu, kemudian tertawa lagi.
   "Yeah, apapun", tanggap Janet masa bodoh. Mesin waktu dihidupkan.
   "Tapi, bolehkah aku tahu apa alasanmu sehingga kau bersikeras untuk kembali ke masa lalumu?" tanya profesor Arnold, memperlambat hasrat Janet untuk segera kembali ke masa lampau.
   "Ingin melihat kembali kehidupan yang aku punya sebelum mengalami amnesia sialan ini", jawab Janet terburu-buru.
   "Sepertinya ada sesuatu yang lain".
   "Hhh... Ayahku bilang dulu aku punya pacar, namanya Thomas. Tapi, setelah aku mengalami kecelakaan mobil 4 tahun lalu, Thomas menikahi Isabell, tetanggaku! Aku ingin tahu apa yang menyebabkan hal itu terjadi", jawab Janet.
   "Aaah... Jadi itu alasan yang sesungguhnya. Masihkah kamu mencintai Thomas? Kau tidak ingat sedikit pun tentang kisah kalian berdua, bukan?" Janet terdiam. Ya, memang Janet tidak ingat apa-apa. Tapi, sungguh, gadis ini tidak rela jika memang benar pacarnya direbut oleh orang lain, di saat ia sedang mengalami musibah. Lagipula, selama 4 tahun ini Janet masih lajang, tidak lagi punya pacar. Ia berencana untuk lebih baik merebut Thomas dari Isabell seusai mengetahui yang sebenarnya terjadi di masa itu.
   "Cepatlah profesor, jalankan mesin ini. Aku tidak ada waktu menjawab pertanyaan bodohmu", kata Janet ketus, mulai tidak sabar. Profesor Arnold tertawa terbahak-bahak. Ia kemudian menyuruh Janet untuk masuk ke dalam mesin waktu itu, kemudian mengutak-ngatik tombol keberangkatan mesin waktu. Janet hanya diam, berharap penuh mesin ini bekerja dengan baik. Tertera di layar mesin, 2000, tahun tujuan Janet
   Sensasi terguncang dirasakan oleh Janet. Ia menutup matanya rapat-rapat, dan memegang dinding mesin waktu itu. Perlahan-lahan ia merasakan kakinya melayang. Kepalanya sakit, badannya lemas. "Apa-apaan sih mesin ini? Cara kerja yang kasar", ujar Janet dalam hati.
   Hal yang lebih aneh kemudian dirasakan oleh Janet. Gadis pirang itu merasa tenggorokannya tercekat ketika menyaksikan tangannya berubah menjadi abu. Berikutnya, ujung jari kakinya, kemudian perutnya, dadanya, lalu lehernya. Mata Janet melotot marah. Ia benar-benar tidak mengerti apa yang terjadi. Selanjutnya, tubuhnya lenyap, berubah menjadi abu. Mesin waktu itu berhenti bekerja.

   "Well, sepertinya mesin waktuku gagal. Sayang sekali gadis malang itu berubah menjadi abu. Dimana ya letak kesalahan mesinku ini? Hahahaha. Hahahahahahaha", tawa profesor Arnold menggema di laboratoriumnya, di ruang  bawah tanah rumahnya itu. Angin berhembus dari jendela, menerbangkan serpihan abu Janet.



Esra Masniari Tambunan

Jumat Tanggal 13 (Short Story)

   Aku menikmati pemandangan hujan di sore hari di teras rumahku. Udara sejuk sekali, tidak dingin. Kudekap kakiku, dan ku hirup bau tanah tersiram hujan, favoritku. Pikiranku melayang jauh, teringat kedatangan Jody 2 tahun lalu ke rumahku. Jody, mantan kekasihku, yang sekarang menetap di Sydney. Aku termangu, kemudian terisak. Mengutuk diriku sendiri adalah hal yang sekarang sering sekali kulakukan. Penyesalan dalam ku rasakan ketika mengingat sosoknya yang kucintai.
     Kau tahu rasanya tidak bisa lagi bertemu dengan seseorang yang telah mencuri keseluruhan hatimu? Aku berbicara mengenai Jody. Aku begitu mencintai Jody dengan segenap hatiku. 3 tahun sudah kami lewati bersama sebagai sepasang kekasih. Pertengkaran tidak banyak kami kecap, kisah kami amat manis, membuat iri teman-teman kami yang menyaksikannya. Tapi sayang sekali, kisah cinta kami harus berakhir tragis.    Orangtua Jody menjodohkannya dengan seorang anak dari sahabat mereka, yang sudah banyak membantu dalam meniti perusahaan batu bara orangtua Jody. Jody tidak bisa mengelak dari kenyataan. Ia terlalu mencintai ibunya. Aku tidak bisa menyalahkannya atas itu. Orangtua memang sepatutnya lebih dicintai bukan? Aku pun mundur, merasa sakit. Perjodohan kuno itu menghancurkan hidupku. Di hari Jody datang untuk menemui diriku yang terakhir kali, aku bersikeras tidak ingin menemuinya. Jody merasa kacau sekali, dan aku tahu, aku sendiri sudah hancur berkeping-keping.


     Lamunanku terpecah ketika mendengar bunyi bel rumahku. Aku buru-buru menghapus air mataku yang ternyata sudah membuat basah seluruh wajahku. Namun tak lama bagiku untuk merasa kaku, ketika melihat siapa sosok yang berdiri di depan rumahku. Jody! Aku bersumpah itu Jody! Rambut hitamnya yang ikal, badannya yang tinggi tegap, mata coklat yang agak sipit, serta lesung pipit di pipinya. Ya, Tuhan, itu Jody Samuel, mantan kekasihku, hatiku! Aku terperanjat, kemudian segera membuka pagar.
"Lea?"tanya pria yang ku yakin adalah Jody. Aku menatapnya lekat-lekat. "Jody?" tanyaku balik dengan perlahan. Pria itu mengangguk. Jody tersenyum. Aku menghambur ke pelukannya, ada haru menjalar di tubuhku. Aku yakin air mataku mengalir lagi.

    "Habis nangis masak nangis lagi?" tanya Jody, menggodaku. Aku tidak menjawab, terlalu sibuk bahagia. Namun pertanyaan muncul di benakku. Tahu darimana dia aku habis menangis?
"Lea, kamu rindu padaku?" Jody bertanya sambil mengusap kepalaku.
"Jika rindu itu artinya mati rasa dan bermimpi mengenaimu selama 2 tahun ini, ya, aku rindu padamu!" ada nada bahagia di dalam kata-kataku. Air mata masih mengirinya. Jody tersenyum dengan binar mata yang sangat senang. Ada binar cinta juga tersirat di bola matanya.
     "Ayo masuk ke dalam", ujarku.



     Aku mempersilakan Jody untuk duduk di ruang tamu, kemudian menyibukkan diriku mencari biskuit dan membuat secangkir teh hangat untuk Jody. Kasihan Jody, dia kehujanan. Mukanya juga sangat pucat, mungkin belum sempat makan.
   "Ini diminum dulu tehnya, Jody", kataku. Tanganku masih gemetar akibat kaget serta gembira. Jody mengetahui hal itu, ia meremas lembut tanganku, sembari memberi syarat untuk duduk di sampingnya. Ingin sekali aku menanyakan 1000 pertanyaan kepada Jody saat ini. Apa yang membuat dia mengunjungiku di Jakarta? Bagaimana dia bisa tahu aku ada di rumah dan sedang tidak bepergian? Bagaimana dengan istri dan anaknya, Kenny di Sydney sehingga Jody bisa tahu-tahu berkunjung ke Jakarta? Tapi aku hanya membisu. Kubiarkan aku jatuh di dekapan Jody. Dibuatnya tubuhku hangat oleh badannya yang entah mengapa sangat dingin. Jody mengecup lembut keningku. Samar-samar ku dengar berita dari televisi di ruangan ini yang ternyata tidak dimatikan.

     "Pesawat Airbus A380 dari maskapai Qantas, yang terbang dari Sydney, Australia menuju Jakarta mengalami kecelakaan hari ini, Jumat, 13 Mei 2011, pada pukul 1 siang waktu setempat. Kecelakaan yang disebabkan oleh buruknya cuaca mengakibatkan pesawat ini mengalami pendaratan yang gagal dan mengakibatkan 5 orang tewas seketika di tempat. Berikut adalah nama-nama penumpang yang menjadi korban: Artha Lamena, Diro Senjawidjaya, Arthur Brown, Mira Agasta Lena, dan Jody Samuel. Kelima jenazah.............."

     Aku terkejut mendengar berita itu. Bulu kudukku merinding, merayap dari ujung kepala hingga jari kakiku. Lagi-lagi air mata mengalir dari kedua pelupuk mataku. Tangan Jody semakin memperat pelukannya. Aku balas memelukknya dengan lebih erat..



Esra Masniari Tambunan

Apa Kabar?

Apa kabar?
Baik.
Apa kabar?
Baik.
Apa kabar?
Baik.
Apa kabar?
Baik. Ku bilang baik.
Apa kabar?
Apa sih maksudmu?
Aku cuma ingin dengar bahwa kamu baik-baik saja



Esra Masniari Tambunan

Rabu, 04 Mei 2011

Good Words Become An Action As A Shelter

Masalah yang gue geluti sekarang masih menusuk. Tapi untunglah tadi gue juga curhat ke orang lain juga, jadi gue gak perlu sedih atau kecewa berlebihan.. Jadi ini yang gue dapet..

"Nah, inilah kehidupan. Sekarang, echa belajar untuk hidup di dalam konflik. Gak perlu banyak bicara atau terlalu mengurusi masalah itu. Juga jangan malah jadi keluar dan lepas tangan sama masalah ini. Emang rasanya gak enak banget, tapi inget lagi tujuan kamu yang sesungguhnya. Tantangan yang sebenarnya nya adalah bagaimana kamu lari di tengah hujan. Basah juga sih tapi jangan sampe malah berhenti. Lagi, kita tidak perlu mejadi ikan untuk berenang di laut, tidak perlu menjadi rusa untuk berlari di hutan. Intinya, terobos masalah ini dengan tetep kuat dan tidak terpengaruh hal yg kelihatannya sempurna tapi menyakitkan. Gak perlu menjadi sesuatu yang bukan-kita hanya untuk menyamakan kedudukan. Jadi ambil yang baiknya dong. Belum tentu menjadi sama itu baik kan? Karena menjadi dewasa adalah belajar mengenai 2 hal terpenting: belajar untuk memaafkan dan belajar untuk menerima kekurangan orang lain. Dan mengenai merasa diremehkan dan juga diribetin sama omongan orang yang terlihat 'hebat', kita cukup belajar dari dia. Orang yang kelihatan hebat di muka umum tapi kepo sama orang yang kelihatannya gak sehebat dia, itu perlu dipertanyakan. Apakah si hebat ini udah melakukan hal yang baik untuk membuat si tidak-hebat ini menjadi lebih hebat? Kalau cuman untuk merendahkan sih semua orang juga bisa. Jadi lebih baik kan membantu si tidak-hebat menjadi sama-sama hebat? Begitu, cha. Jangan sampe keluar ya.."

Yeah, bener banget. Bener banget semuanya itu. Semoga gue bisa lebih bijak menanggapi masalah yang gue hadapin sekarang, dan seterusnya. Semua pelajaran gue jadiin aksi, bukan cuman ditulis atau diinget doang, amin..


Btw itu nasehat yang gue dapet abis curhat ttg sesuatu yang belakangan ini menjadi pergumulan gue. Seneng curhat sama orang yang sangat tepat: MY DAD :)



Esra Masniari Tambunan

Romans 12:9-21 (Everything Will be Wonderful Just in Time)

Today I decided to have a reflection by reading a bible and also praying. I feel so fragile because I am up against some problems in my life now on. I always try to be a cloudless person, hiding my desolation and also my anxiety. I am afraid of being called 'weak' or 'ungrateful'. I know GOD gives me many things to be thankful for, but every mankind has undeniably problems in their life, and so do I. I also don't feel very pleasurable with the youth organization in my church. The succinctness and solidarity which we had like dissipated. I don't know if I am wrong or not, but honestly, I know something is going wrong with us for I feel it happens among us now.. Honestly, this is so sad.. We were so close and we had so much laughter and great times together.. I become more crumbly and don't know whom I should share my problems to. I also feel sluggish to join the youth organization; the bible class every Saturday night and the choir practice every Sunday. I don't wanna be a faked person; I cannot join such a faith fellowship while I don't feel the spiritual growth inside me. Everything changes so fast.. Problems are getting bigger and more than I had before. I cannot rely on anyone. I feel so empty and flat. I cannot cry. I really don't know what to do. I don't know what I feel, either.
   GOD knows I am now so weak now. But, thank GOD, he knocked my heart. HE always makes me to remember HIM every time I feel so cranky to stand. By reading bible today, I found Romans 12:9-21. I didn't plan to open any verse, GOD just led me to. These are the contents:

"Let love be without dissimulation. Abhor that which is evil; cleave to that which is good. Be kindly affectioned one to another with brotherly love; in honour preferring one another; Not slothful in business; fervent in spirit; serving the Lord; Rejoicing in hope; patient in tribulation; continuing instant in prayer;  Distributing to the necessity of saints; given to hospitality.  Bless them which persecute you: bless, and curse not. Rejoice with them that do rejoice, and weep with them that weep. Be of the same mind one toward another. Mind not high things, but condescend to men of low estate. Be not wise in your own conceits. Recompense to no man evil for evil. Provide things honest in the sight of all men. If it be possible, as much as lieth in you, live peaceably with all men. Dearly beloved, avenge not yourselves, but rather give place unto wrath: for it is written, Vengeance is mine; I will repay, saith the Lord. Therefore if thine enemy hunger, feed him; if he thirst, give him drink: for in so doing thou shalt heap coals of fire on his head. Be not overcome of evil, but overcome evil with good".

   I was so surprised. I felt like GOD talked to me through it. Those verses I read are very precise to the condition I feel right now. I really cannot explain the detail of my problems, but I'm not trying to brag that GOD gives me hopes and solutions to my problems. HE will not leave me alone to handle it. HE lets me to take care of my life and every problem in it, but HE never lets me to deal with it alone. HE holds my hands and guides my steps. I am sure whatever happens now, everything will be just fine. I just need to be optimism and always be thankful to what I've got. I will live my life well, and make HIS words as the guidance of it. Like HE said,"Rejoicing in hope; patient in tribulation; continuing instant in prayer" (Romans 12:12). I will not worried about anything. JESUS is always be with me, and HE even lives in my heart. I know I will never lose HIS light. Everything will be wonderful just in time :')







Esra Masniari Tambunan

Selasa, 03 Mei 2011

The Cheesy Sides Of Me! :p

Holaaa! Yeaa how are you my bloggie? I miss yew soo badly huhuuu. I've been waiting for writing in this blog again, and voilaa! I got some new idea :) Hehe. Sebenernya sekarang sih cuman mau cerita-cerita aja nih. Ceritanya ya sama kayak judul tulisan ini sekarang. Yippiieee I'm gonna write about some cheesy sides of me!

Cheesy sides? Uh-uh. Menurut gue tuh yaaaa, setinggi apapun tubuh orang yo pasti dia nginjek tanah juga! Maksut gue, yaa setinggi apapun selera gue akan segala sesuatu (halah) ya pasti gue juga punya hal-hal kesukaan yang apa-banget-sih-lo, gidu.. Ah, daripada jadi membingungkan mending gue mulai cerita ajoje!

My first cheesy side:
Gue kan suka banget yah sama lagu-lagu barat tuh. Kayak lagu-lagunya The Script, Lady Gaga, Katy Perry, Akon, Michael Buble, Justin Bieber (ok, gue bukan salah-satu-belieber-yang-nyanyi-That Should Be Me-nya bieber-sambil-nangis. gue cuman suka lagu-lagunya bieber. ok?), Bruno Mars, dll deh pokoknya. Naaah, kali ini gue mau ngaku! Kalaaauuu, gue suka banget banget sama lagunyaaaaaaaa..... Cinta Laura! JANGAN KAGET! Cuman 1 lagu kok-_- Yang judulnya Oh Baby. Tau kan yang mana? Yang ini nih liriknya:

I don't wanna lose you, yes I wanna hold you
I don't wanna make you, make you sad and make you cry

Hahahaha. Iya suka banget. Walaupun Cinca Lawla itu sering banget dapet cemooh sama temen-temen gue karna aksen inggrisnya yang lebaaaaay banget (Obama aja kayaknya gak gitu-_-), gue tetep suka kok sama lagu dia yang satu itu. Abis beatnya enaak. Pokoknya meskipun lagunya booming cuman bentar, sampe sekarang gue masih suka kok sama tuh lagu :p Yeaaah, Cinca Lawla, yew rowckk! (lebay, man)


My Second Cheesy Side
Gue cengeng; cengeng banget sumpah. Drama queen banget deh pokoknya! Lo mungkin bakal mikir normal-normal aja kalau gue nangis deres banget waktu nonton film Hachiko, Home Sweet Home nya Hongkong, or I am Sam. Nangis sesunggukan waktu nonton film-film macam gitu sih wajar-wajar aja kan? Naaah, tapi gue bahkan nangis waktu nonton Australia's Junior Masterchef :D Haaaa iya gue nangis. Emang sih gak ada adegan romantic tragedy or some kind like that, tapi keceriaan anak-anak Masterchef itu loh yang bikin gue terharuuu banget huhuu. Mereka jujur banget waktu mereka seneng, dan bahkan waktu temen mereka menang tantangan mereka meluk temennya dan ikutan seneng! Gue bisa liat kalau mereka itu jujur. Yampun dunia indah banget kali yah, kalau semua orang sifatnya kayak anak-anak itu :) Hehe, ya itulah sisi cheesy kedua di dalam diri gue!

Yaudah gue gak nemu sisi cheesy lainnya dalam diri gue :p Check out dulu yah! Bubyee cupcupcupsss! X



With un-cheesy love,
Esra Masniari Tambunan