Minggu, 30 Oktober 2011

Becoming a Runner Up!

   Actually, I'm now doing my assignment(SSS) - it's more than one, so I'm using triple "s"! - but suddenly I remember one thing! I-haven't-posted-my-story-about-becoming-a-runner-up! Hihi :p Well, I will break from my assignment(SSS) for some minutes to complete my story! B-)

   It's last week (22/10/11). Gereja gue mengadakan festival Vocal Group untuk kategori remaja+pemuda/i berdasarkan WIJK (daerah perumahan tinggal jemaat). Kebetulan WIJK tempat gue tinggal bernama WIJK Galilea. Ohya 1 team diharuskan berjumlah 7-10 orang. Besar hadiah adalah: Juara I mendapatkan Rp 10.000.000,- Juara 2 mendapatkan Rp 7.000.000,- Juara 3 mendapatkan 5.000.000,- Juara harapan I,II,III mendapatkan @ Rp 1.000.000,- dan 4 team yang tidak mendapatkan juara diberi @ Rp 500.000.-. Singkat cerita, melalui proses panjang pemilihan personel tetap WIJK gue, yaitu WIJK Galilea, akhirnya terkumpul lah 10 orang. They are: I myself (berperan sebagai suara 1 & mendapat bagian solo), Ester (adek gue, berperan sebagai suara 2 & mendapat bagian solo), Elda (yeah, adek gue lagi; sebagai pianis team kami), John (berperan sebagai suara 1), Bobby (berperan sebagai suara 1), Herry (berperan sebagai suara 1), Masta (berperan sebagai suara 2 & mendapat bagian solo), Gerald (berperan sebagai suara 1), Rina (berperan sebagai suara 3), dan Mariana (berperan sebagai suara 1). Gue, merupakan the oldest personnel :D Dan secara nggak langsung jadi "mommy" nya anak-anak. Btw, range umur mereka 13-19.

   Sewaktu latihan yang cuman sekitar 7x, kita tuh banyak menemukan kendala-kendala. Kita banyak banget cekcok waktu latihan hahaha. Untungnya, pelatih kita, yaitu bokap gue sendiri, memandu kami dengan baik sekali. Awalnya gue udah sempet hopeless karena vokal kita masih hancur-hancur dan nggak sesuai, tapi menjelang hari H lomba, kita memukau diri kita masing-masing karena team kami sudah jauuuuh lebih baik cara bernyanyi dan koreo grafinya :) :) Singkat cerita, team kami menyabet juara 2!!!!!!!!!! Lega, seneng, bahagia, puas, dan norak deh waktu kami tau kalau kami mendapat juara 2 hahahaha. Ternyata usaha kami untuk latihan sampe suara habis terbayar sudah :) But, deep down in my heart, I'm kinda missing our group togetherness when practicing. Untuk itu, sehari setelah lomba, kami menghabiskan waktu untuk shopping bareng, lunch bareng, jugaaaa main timezone bareng hehehe. I love my team!! Once again, congratulation Galileaaaaaaa! :)


p.s: The songs we sang are "Tetaplah Hidupmu Dalam Dia" & "Gohi Au Tuhan". Well, unfortunately, there's no video when we're singing :( :( :( :(

Selasa, 11 Oktober 2011

Ubud Writers and Readers Festival 2011

   Hello! I really couldn't wait to write my journey during Ubud Writers and Readers Festival 2011! There are TOO MANY experiences and stories I have to write because my journey during there was really cool! Well, okay, here it is written: my story :)



   On the 3rd October 2011, gue dan kedua temen gue; Delia dan Icha, berangkat ke Bali. This is our longest trip ever without our family around! Kita berangkat ke Bali dalam tujuan menghadiri acara Ubud Writers and Readers Festival 2011 yang disponsori sama ANZ. We're really excited, but also nervous because we had a job there for 5 days! Pesawat yang kita tumpangi (asik, bahasanya baku banget) mengalami traffic light sehingga kami bertiga mesti menunggu keberangkatan penerbangan di dalam pesawat selama kurang lebih 40 menit. Sempet bosen sih, but thank GOD, we arrived in Bali safely, also hungrily :D Waktu nyampe bandara Ngurah Rai awalnya mau maem dulu, tapi taunya supir yg ditugasin sama Miss Nove udah langsung ngejemput kita. Yasudah, kita langsung cuss ke guesthouse tempat kita bakal stay selama 8 hari. Supir ini baik dan ramah banget, loh. And you know what? We found that 90% of Balinese people are really really nice and friendly! :') That was the reason why me and my friends fall in love with Ubud. They got wonderful and warm people everywhere! Huhu *nyeka air mata* Ok, so, that's the beginning of our story.

   Tanggal 4 Oktober 2011, gue dan kedua temen gue bangun pagi-pagi. Rumah Ibu Cat, our lovely guesthouse, sangatlah hijau dan segar. Udaranya jadi sejuk bgt, sampai-sampai gue menghadapi 2 pilihan sulit: lekas bangun buat menikmati sinar matahari pagi, or continue my sleep karena udaranya super enak buat tidur! Lol. Tapi akhirnyaaa pilihan jatuh kepada lekas-bangun-buat-menikmati-sinar-matahari-pagi karena jam 11 kita bertiga harus udah ada di Left Bank Lounge, buat menghadiri briefing. Nah, sewaktu briefing iniii, kita bertiga masih kayak kambing cengok, nggak ngerti mau ngapain. Sempat pula duduk di teras depan lounge dan menghalangi orang-orang untuk masuk-,- Pokoknya kayak anak ilang, deh! Sempat pula terlontar ucapan "pengen pulang" dari mulut kami bertiga karena merasa "lost" banget. Tapi untungnya, ada seorang anak volunteer lain, namanya Tika, yang nyamperin kita lalu ngajak ngobrol sampe kita merasa semuanya bakal baik-baik aja. Dan ternyata, itu terbukti. After we had met Tika, we also met many other people and we talked to them. Once again, they're really nice! Ketakutan kami pun lama-lama lenyap sudah.

   Memasuki masa-masa kerja, yaitu dari tanggal 5 Oktober 2011, "hidup keras" pun dimulai :D Gue menyebutnya "hidup keras" karena selama jadi Volunteer buat UWRF, gue dan ketiga temen gue bukan liburan. Kita bener-bener kerja, bener-bener serius. Sebisa mungkin, gue dan temen-temen gue ini bersikap professional. For an instance: I, Delia, and Icha CANNOT ride a motorbike, padahal di Ubud itu, GAK ADA ANGKOT. Jadi, otomatis selama di sana, kita mesti kesana-kemari jalan kaki or naik sepeda. Jalanan di Ubud itu nanjak, dan dari guesthouse ke berbagai tempat kerja or basecamp (buat ngambil free lunch) itu jauh banget. Misal, dari basecamp ke guesthouse kalau jalan kaki 40 menit plus ngos-ngosan, dan kalau naik sepeda 20 menitan, juga plus ngos-ngosan. Tapi, walaupun begitu, kita nggak pernah terlambat dateng ke tempat kerja, dong! *cieee* Selama di sana kita juga melakukan penghematan, yaitu makan dengan duit seadanya. BUKAN pelit, tapi kita berusaha tidak meminta transferan uang tambahan selama di Bali dari orangtua, jadi buat makan pagi kita SELALU beli S*ri Roti buat sarapan, untuk lunch kita makan makanan gratis yang disediain buat para volunteers di basecamp, lalu for supper? Mie instant :D Tapi untuk makan malam, kita nggak selalu makan mie instant, sih. Kadang kita beli sate yang seharga Rp 6000 or martabak telor seharga Rp 12000 hehe. Impian gue makan ayam betutu di Bali pun pupus sudah :D Eh iya, untungnya makan malam pertama kami di sana ditraktir sama Pande, temennya Miss Nove dan Miss Nove serta Kartika, temannya yang baik hati juga pernah membuatkan kami sarapan hehe :"> Tapi, dengan cara sederhana kayak gini, kita jadi merasa tough dan mandiri, loh! Gue juga merasa sehat banget karena nggak sembarang ngemil-ngemil dan kita membiasakan diri untuk berjalan kaki (Itung-itung olahraga). Kita sadar, kalau kita harus beradaptasi dengan berbagai lingkungan berbeda. Intinya, menyesuaikan diri dimanapun kita berada. Karena toh gue nggak nyesel sama sekali ikutan acara UWRF ini. I got PLENTY GREAT things from this event! Sesuai peribahasa yang berlaku, "Berakit-rakit dahulu bersenang-senang kemudian; Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian". Huehehehe.

   Masa-masa dimana gue kerja sebagai volunteer di bagian Children & Youth Program itu BENAR-BENAR menyenangkan! My partner was a very nice Scottish woman names Christina McMellon. She's a british woman that means she's really good in English :D Gue banyak sekali bertukar pikiran sama dia. She's also an open-minded person, whom I really like. She told me not to be afraid to speak incorrectly because the most important part is I speak. She also said that my English is very great :p I don't know whether she was honest or she just triend to build a good relationship with me, but I don't care! She's my great partner and we're friends! :D Who cares about grammar? :D Nah, selama kita berdua kerja di bagian Children & Youth Program, kita merasa klop banget. We were working to help the writers when they held a seminar in Bale Banjar Ubud. Sometimes, pekerjaan gue merangkap sebagai translator, terutama ketika seminarnya merupakan bilingual section, juga sebagai translator untuk Christina, karena di seminar yang bukan bilingual section, she couldn't catch anything! Of course it happened because Christina only speaks English and Lao; (she's now living in Laos, taking her phD). I don't mind it because it's one of great opportunities for me to improve my English, wasn't it? Huehehe.

                                            (My volunteer ID card)

                                            (My volunteer friends & I)

   Selama mengikuti UWRF 2011, gue banyak mendapatkan teman-teman dari mancanegara: Australia, Inggris, Amerika, India, dan dari berbagai belahan wilayah Indonesia. Di situlah gue juga merasakan gimana bahagianya gue waktu gue banyak menemukan teman-teman dengan kesamaan interests dengan gue. Kami sama-sama suka belajar budaya, lalu kita melakukan perbincangan pertukaran budaya. Kami sama-sama suka nulis, jadi gue diberi tahu mengenai peluang-peluang untuk mempublish tulisan-tulisan gue. Kami sama-sama suka baca buku, yang membuat gue bisa sama-sama mengeluhkan ending mengecewakan dan cheesy dari sebuah buku bagus. Kami sama-sama suka travelling, yang membuat gue dapet "janji" bahwa suatu hari nanti, kalau gue berkunjung ke negara/kota tempat dimana mereka tinggal, gue boleh tinggal gratis tis tis di rumah mereka (asik abis). Selain mendapatkan teman-teman yang seumuran dan berusia lebih tua, gue juga mendapatkan teman-teman kecil yang berasal dari 2 SMP di daerah Bojonegoro. 5 hari gue kerja di bagian Children & Youth Program, 4 kali lah, anak-anak ini menghadiri seminarnya. Gue pun jadi mengenal mereka, beserta guru-guru mereka, juga student Liason mereka, mbak Amel. And you know what? I think I was really  blessed because they are super kind and sweet! Gue sering bercanda sama anak-anak ini, terutama waktu mereka kedapetan ngomongin anak bule yang ganteng pake bahasa Indonesia, dan ternyata busted banget: si anak bule ini bisa ngomong bahasa Indonesia :D :D Guru-guru mereka juga baiknyaaa ya ampun. Gue nggak tahu kenapa gue sangat terberkati bisa mengenal orang-orang baik kayak mereka, deh! Di hari terakhir gue ketemu anak-anak manis ini serta guru-gurunya, yaitu di acara closing party, gue sempat meninggalkan teman-teman gue untuk ngobrol-ngobrol juga taking pictures together with these Bojonegoro people. It was really fun! Tapi, juga agak mengharukan karena gue inget banget salah satu dari mereka bilang ke gue, "Mbak, ini hari terakhir kita ketemu, ya. Besok kita udah pisah". Huhu :( :( *masih terharu ingetnya* Mereka juga kemudian menanyakan facebook serta my cellphone number. Lalu mereka juga sempat nanya-nanya tentang Jakarta, karena sebagaian besar dari mereka belum pernah ke Jakarta. Meilina, salah satu dari anak-anak itu bilang sama gue bahwa di Bojonegoro itu terkenal sebagai wilayah penghasil minyak. *Sip! I've put it on my memory, dear!* Ohya gue juga bertanya sama mereka bahwa kalau suatu hari nanti gue berkunjung ke Bojonegoro, bolehkah gue nginep di rumah mereka? And their answer was really sweet: "Boleh banget, mbak" :"") Gue juga berjanji, kalau mereka dateng ke Jakarta gue bakal jadi free guide mereka yang juga bakal menyediakan free home stay! Aaaa, they're such little angels! I miss them already, anyway...

   Having parties and attending seminars during UWRF 2011 were also great memories to be remembered! Saturday night party was SUPERB GREAT! :D We were dancing under the moon happily! Sempat juga hujan rintik-rintik tapi nggak membubarkan kebahagiaan kita malam itu. We kept dancing until mid night! :D It was really fun. Bahkan temen gue, seorang anak India polos aja ikut joget walaupun sambil bawa ransel di punggungnya :D Lucunya, temen gue yg paginya kerja bareng gue buat seminar anak-anak, ternyata malam itu berubah menjadi seorang DJ! Haha, super kewl! Mereka merupakan orang-orang yang professional, dan baik hati sekali. Sumpah, gue sama sekali nggak menyesal kenal sama mereka semua. Hiks!

   Menghadiri seminar juga merupakan hal yang menyenangkan. Karena dari berbagai seminar yang sempat kami hadiri, kami mendapatkan banyak wawasan tambahan; terutama mengenai kehidupan. Gue belajar banyak mengenai karakter orang melalui seminar-seminar UWRF. Salah satunya adalah seminar metalnya mbak Djaenar Maesa Ayu, seorang penulis kontroversial yang menurut gue, merupakan salah seorang pekerja seni hebat melalui karya-karya beraninya. Cok Sawitri juga merupakan senimanwati yang inspiring bagi gue, terutama untuk hasil-hasil karya theaternya, yang even gue nggak terlalu ngerti cukup membuat gue merasa HARUS berani tampil beda dan sekali lagi, open-minded. Dan Trinity, penulis favorit gue, yang 2 seminarnya nggak bisa gue hadiri karena bertabrakan sama jam kerja gue di sana, ternyata sangat murah hati. Gue sempet ketemu dia, ngobrol, juga foto bareng dan dapet tanda tangan seusai dia menjadi chair dari sebuah seminar. Pokoknya, acara UWRF ini sangat sangat sangat bermanfaat bagi gue, dan banyak sekali memberikan gue pelajaran bagus dan berarti buat bekal hidup gue nantinya. Juga yang lebih penting, friends. I got so many friends from all around the world. Because of that, tanggal 9 Oktober 2011 pada malam harinya, dimana gue dan temen-temen harus berpisah dengan teman-teman sesama volunteer lainnya, merupakan perpisahan berat yang sempat bikin gue nggak pengen pulang ke rumah. Kita saling berpelukan nggak rela gitu. Gue, yang awalnya nggak bisa jauh-jauh dari keluarga, jadi merasa lebih dewasa dan siap untuk memiliki pengalaman lain berikutnya setelah ikutan acara ini, gladly.

   Tanggal 10 Oktober 2011, gue, Delia, dan Icha berangkat ke bandara bareng sama Christina dan Sudhakar, our Indian friend. Oh iya, gue belum cerita kalau Sudhakar is a very cute guy :D Dia sering digodain selama di sana haha. He's a very nice guy too. Ah, kalau bicara mengenai masalah orang-orang selama di sana, gue cuman punya 1 kata: BAIK! Bahkan ibu dan bapak Wayan serta anaknya, pengurus rumah Ibu Cat juga bikin gue nggak rela pisah karena mereka super duper baik juga ramah. 2 anjing di rumah Ibu Cat, Hammish dan Kalypso juga bikin gue sedih waktu harus kembali ke Jakarta karena selama gue di rumah Ibu Cat, mereka benar-benar manis dan nurut sama gue. Sangat disayangkan gue nggakbisa ketemu Ibu Cat, pemilik guesthouse kita karena beliau lagi di luar negeri. Dari cerita-cerita yang gue dapet mengenai Ibu Cat, gue sangat kagum sama Ibu Cat ini karena dia benar-benar perduli lingkungan serta makhluk hidup. I wish I could meet her. (Terimakasih banyak juga ya, bu, sudah meminjamkan rumahnya selama 8 hari sama kami :) Tuhan memberkati ibu)

   Pokoknya gue rasa gue meninggalkan hati gue di Ubud. Karena gue udah jatuh cinta; jatuh cinta sama semua yang gue alami selama di sana. Gue cuman berharap bisa ketemu lagi sama mereka semua suatu hari nanti :') Well, thank you very much for an amazing opportunity, UWRF 2011. I love and appreciate anything about art so much more than before. God bless Ubud and all people I know from this event. ***



p.s: Bunch of thanks for Miss Novenia, our "mommy" during this festival who is really nice to us. Thanks for everything you did for us during in Ubud. You're really a great lecturer! I'm sorry for any mistakes I did coincidentally or accidentally. God bless you :)