dia yg menginginkan kita bahkan sebelum kita lahir..
dia yg menenun kita di dalam doanya , berharap kita segera hadir ke dunia bahkan jika hal itu harus mengorbankan hidupnya..
dia yg tak pernah lelah menyiapkan segala macam hal untuk kita..
MAMA..
mama yg kita musuhi saat dia melarang kita bermacam-macam.
kita yg dengan mudahnya mengatakan , "mama ngga sayang aku!" saat permintaan kita tidak diturutinya.
kita lupa atau bahkan ngga pernah memikirkan bahwa bukan cuma 9bulan mama berjuang untuk kita , melainkan setiap menit di dlm hidupnya.
dia yg memutar otak , berusaha keras memikirkan supaya kita ngga bosan dengan makanan rumah..
dia masak menu berbeda setiap hari supaya kita betah di rumah , sehingga dia bisa melihat kita di dekatnya setiap saat.
terkadang mama besikap over protective dan kita membencinya , tetapi tanpa kita sadar , mama cuman terlalu syg sama kita dan ngga mau kita jauh dari dia.
karena kita lebih betah di luar rumah bersama teman2 ato jalan-jalan ke mall.
dan mama merindukan di masa saat kita masih belum sekolah , di masa setiap saat kita di dekat mama , manggil namanya saat ketakutan , minta dipeluk saat bunyi petir yg terlalu keras , dan berbagai hal yg ia rindukan , namun tak kita kenang..
dia wanita yg menunggui kita di luar kelas saat hari pertama kita bersekolah.
dia berdesak-desakan di depan kelas dengan mama-mama lainnya , memastikan agar kita tetap bisa melihat dia dari dalam kelas supaya kita ngga menangis..
lalu saat kita bertambah dewasa , kita malu dianter mama ke skolah , kemudian menyuruhnya cepat pulang.
tapi mama cuma tersenyum dan memaklumi klo kita sudah bertambah dewasa..
mama sayang banget sama kita..
mama yg melarang kita pacaran.
lalu kita membohongi dia dengan berbagai alasan , supaya bisa jalan sama pacar kita.
tapi mama percaya..
mama selalu percaya sama buah hatinya..
dan tanpa sadar kita sebenarnya telah melukai hati mama.
yg begitu putih untuk kita nodai..
kalau mama marah , kita mengumpatinya dalam hati dengan kata-kata kasar.
kita minta mama memahami kita , tanpa pernah kita coba untuk memahami mama.
bahkan kita ngga segan melawan mama , kemudian membuat dia menangis.
tapi ketahuilah , setelah memarahi kita mama berdoa dan minta maaf sama Tuhan karena udh bikin anak tercintanya bersedih.
tapi kita berdoa untuk ngadu sm Tuhan klo mama kita "jahat".
mama yg capek tiap hari , ngerjain pekerjaan rumah.
tapi saat kita pulang sekolah dan mengeluh kaki kita sakit , masih sempat mama mengurut kita.
dan harusnya di saat seperti itu kita udh sadar klo mama sayang bgd sm kita.
dan setiap mama punya hati terindah di dunia..
saat nanti tiba waktunya kita membangun keluarga baru , jangan salahkan mama klo dia pengen kita sering-sering menelefonnya , menjenguknya , atau bahkan menginap.
dia terlalu sayang dan bahkan sedih karena sudah menyadari bahwa anaknya sudah benar-benar dewasa sekarang.
bahwa kita tidak butuh dia lagi menurut ego kita.
tapi salah , sebenarnya dia yg selalu ada terdepan menawarkan diri untuk setiap permintaan kita.
membantu kita..
karena di matanya kita selalu buah hati kecilnya yang selalu membutuhkannya.
dan di detik terakhir hidupnya , bukan kematian yg ia takutkan , melainkan kerinduan.
jika mama pergi , ia akan merindukan kita , itulah yg ia takutkan saat menghadapi kematian..
maka itu , jangan nakal-nakal sama mama..
karena mama adalah kiriman Tuhan yg ada di dunia untuk mewakili-Nya berada di setiap tempat :)
I love my mama , though i never tell you , mom..
Ischa Baha
From 26 alphabets to a lot of story.
Kamis, 22 Oktober 2020
Kamis, 11 Juni 2015
I Found Nemo!
Tahu ikan Nemo, kan? Ikan kecil cantik berwarna putih dan oranye? Awalnya, gue nggak menduga kalau ikan tersebut hidup di perairan Indonesia. Tapi, setelah mengetahui pulau Pahawang dan mengikuti tripnya, barulah gue tahu! Ikan Nemo ini sendiri tidak terlalu banyak jumlahnya di perairan Pulau Pahawang. But, lucky me, I found the nemo!
Perjalanan ketemu Nemo gue dapatkan dari mengikuti trip ke Pulau Pahawang, Lampung, bersama rombongan teman-teman bulan Januari tahun ini, 2015 lalu. Salah 1 adek gue, Elda, juga ikut. Perjalanan ke Pulau Pahawang kami tempuh setelah menaiki kapal ferry bau dari Pelabuhan Merak ke Pelabuhan Bakaheuni, Lampung, lalu dilanjutkan menaiki bus carteran rombongan trip yang jelek, tanpa AC, kursinya keras dan bikin leher pegal; selama 4 jam! Cukup panjang memang waktu tempuhnya. Tapi setidaknya, harga terbayarkan.
Untuk acara trip ke pulau, pasti lah ada snorklingnya. Selama snorkling, baru kali ini gue puas karena itu lah snorkling pertama kali gue berani menanggalkan life vest gue! *bangga* Selama ini gue selalu snorkling pakai life vest, tetapi dengan menganut asas, "There's always a first time", gue pun memutuskan untuk menjadikan saat snorkling di Pulau Pahawang sebagai first time gue untuk berani berenang di tengah laut dan snorkling tanpa life vest! Rasanya? Pastilah deg-degan. Tetapi, gue sangat-sangat puas. Ternyata, jauh lebih enak berenang di laut tanpa life vest! Udah gitu, kami juga banyak melihat ikan-ikan yang beraneka ragam, serta tentu saja bertemu dengan Nemo!
Perjalanan ketemu Nemo gue dapatkan dari mengikuti trip ke Pulau Pahawang, Lampung, bersama rombongan teman-teman bulan Januari tahun ini, 2015 lalu. Salah 1 adek gue, Elda, juga ikut. Perjalanan ke Pulau Pahawang kami tempuh setelah menaiki kapal ferry bau dari Pelabuhan Merak ke Pelabuhan Bakaheuni, Lampung, lalu dilanjutkan menaiki bus carteran rombongan trip yang jelek, tanpa AC, kursinya keras dan bikin leher pegal; selama 4 jam! Cukup panjang memang waktu tempuhnya. Tapi setidaknya, harga terbayarkan.
Untuk acara trip ke pulau, pasti lah ada snorklingnya. Selama snorkling, baru kali ini gue puas karena itu lah snorkling pertama kali gue berani menanggalkan life vest gue! *bangga* Selama ini gue selalu snorkling pakai life vest, tetapi dengan menganut asas, "There's always a first time", gue pun memutuskan untuk menjadikan saat snorkling di Pulau Pahawang sebagai first time gue untuk berani berenang di tengah laut dan snorkling tanpa life vest! Rasanya? Pastilah deg-degan. Tetapi, gue sangat-sangat puas. Ternyata, jauh lebih enak berenang di laut tanpa life vest! Udah gitu, kami juga banyak melihat ikan-ikan yang beraneka ragam, serta tentu saja bertemu dengan Nemo!
Ketemu bintang laut biru juga! |
Tapi, 1 hal yang gue sesalkan. Gue sempat memegang-megang karang lautnya untuk bertahan sewaktu foto-foto. Setelah gue sadari, hal itu kan seharusnya nggak boleh dikarenakan bisa menganggu ekosistem laut :( I am so sorry! Waktu itu gue masih newbie banget untuk urusan snorkling thingy begitu. Next time, I will never ever touch anything I see in the sea anymore! I promise!
The Team |
Lotta love,
Esra Masniari Tambunan
Hey Beach! (Part II)
Hola! Masih bercerita mengenai pantai di Lombok, yaa.
Jadi, selama 2 hari semalam menghabiskan waktu di Gili Trawangan dan ikut tour 3 Gili (Gili Trawangan, Gili Air, Gili Meno). Menurut gue, yang menarik dari Gili Trawangan itu sendiri adalah pantai paling ujung, dimana gue bisa menikmati sunset yang super cantik sambil minum dan menikmati musik reggae yang disetel abang-abang penjual minuman di situ. Everybody was literally really happy. That was one of the best moments in my life! Beach and reggae music? Equals heaven! Rasanya problem hilang sejenak hehe. Untuk snorkling nya sendiri biasa saja. Ikannya jarang dan kecil-kecil. Masih bagusan snorkling di Pulau Pahawang, Lampung, loh! Tapi, air dari laut di Gili itu sendiri, sih, yang memang bagus banget! Super biru dan jernih!
Setelah puas menikmati Gili Trawangan, gue dan partner gue pun menaiki kapal yang sangat sederhana menuju Kota Mataram-nya Lombok. Tapi ternyata, kapal tersebut hanya mengantar kami sampai di Pelabuhan Bangsal. Sampai di Pelabuhan Bangsal kami harus mencarter mobil untuk menuju Kota Mataram. Seingat gue, harga carter mobil beserta supir adalah Rp 300.000,-. Itu pun secara diam-diam. Menurut si bapak, harga carter mobil paling murah adalah Rp 350.000,- tetapi karena dia belum dapat sewa seharian jadi didiskon aja.
Selama di perjalanan yang menghabiskan waktu selama kurang lebih 3 jam, gue banyak ngobrol sama si bapak supir. Ternyata, Lombok sekarang jauh lebih sepi dibanding tahun-tahun sebelumnya. Tadinya, banyak turis asing yang suka menghabiskan waktu di Lombok, sampai-sampai Gili Trawangan penuh bule dan biaya hidup untuk wisatawan pun tinggi. Perbandingannya adalah, kalau di Jakarta harga laundry biasa per kg aja paling mahal Rp 8.000,- di Gili Trawangan harganya bisa mencapai Rp 25.000,-. Nah, lalu mengapa turis asing berkurang? Karena ternyata banyak turis yang seringkali ditipu-tipu saat berkunjung ke sana. Tentunya, para turis asing sering bertukar info mengenai tempat-tempat yang mereka sudah kunjungi. Sedihnya, kesan jelek lah yang mereka bagikan. Prihatin sekali, ya. Padahal Lombok bisa menjadi aset berharga buat pemerintahan lewat pariwisata.
Long story short, gue dan partner tiba di Kota Mataram dengan selamat. Selama 2 hari di sana, kami dimanjakan sama pantai-pantai cantik yang luas dan masih sangat sepi. Salah satu pantai favorit gue adalah, Pantai Mawun! Baru kali itu gue benar-benar teriak luar biasa bahagia ketika mengunjungi sebuah pantai. Pasirnya luas, airnya hijau cantik, bersih dan sepi pula! Jaraknya cuman 15 menit naik motor dari penginapan kami di Kota Mataram. Sepanjang perjalanan ke Pantai Mawun pun kami dihibur oleh cantiknya pemandangan gunung dan bukit-bukit hijau. Indahnya nggak terkatakan. I love Mawun soooo much! Rasanya mengunjungi pantai itu cuma sekali nggak cukup! Sayangnya, waktu itu ombak agak cukup besar dan kami hampir terbawa ombak! Haha. Tapi kami malah ketawa-tawa setelah selamat. Gimana nggak ketawa, ternyata celana temen gue robek setelah hampir terseret ombak! Hahahahaha. Untunglah gue bawa celana jeans untuk dipinjamkan serta memakai celana renang, jadi temen gue nggak perlu pulang naik motor tanpa memakai celana! :D
Lotta love,
Esra Masniari Tambunan
Jadi, selama 2 hari semalam menghabiskan waktu di Gili Trawangan dan ikut tour 3 Gili (Gili Trawangan, Gili Air, Gili Meno). Menurut gue, yang menarik dari Gili Trawangan itu sendiri adalah pantai paling ujung, dimana gue bisa menikmati sunset yang super cantik sambil minum dan menikmati musik reggae yang disetel abang-abang penjual minuman di situ. Everybody was literally really happy. That was one of the best moments in my life! Beach and reggae music? Equals heaven! Rasanya problem hilang sejenak hehe. Untuk snorkling nya sendiri biasa saja. Ikannya jarang dan kecil-kecil. Masih bagusan snorkling di Pulau Pahawang, Lampung, loh! Tapi, air dari laut di Gili itu sendiri, sih, yang memang bagus banget! Super biru dan jernih!
Setelah puas menikmati Gili Trawangan, gue dan partner gue pun menaiki kapal yang sangat sederhana menuju Kota Mataram-nya Lombok. Tapi ternyata, kapal tersebut hanya mengantar kami sampai di Pelabuhan Bangsal. Sampai di Pelabuhan Bangsal kami harus mencarter mobil untuk menuju Kota Mataram. Seingat gue, harga carter mobil beserta supir adalah Rp 300.000,-. Itu pun secara diam-diam. Menurut si bapak, harga carter mobil paling murah adalah Rp 350.000,- tetapi karena dia belum dapat sewa seharian jadi didiskon aja.
Selama di perjalanan yang menghabiskan waktu selama kurang lebih 3 jam, gue banyak ngobrol sama si bapak supir. Ternyata, Lombok sekarang jauh lebih sepi dibanding tahun-tahun sebelumnya. Tadinya, banyak turis asing yang suka menghabiskan waktu di Lombok, sampai-sampai Gili Trawangan penuh bule dan biaya hidup untuk wisatawan pun tinggi. Perbandingannya adalah, kalau di Jakarta harga laundry biasa per kg aja paling mahal Rp 8.000,- di Gili Trawangan harganya bisa mencapai Rp 25.000,-. Nah, lalu mengapa turis asing berkurang? Karena ternyata banyak turis yang seringkali ditipu-tipu saat berkunjung ke sana. Tentunya, para turis asing sering bertukar info mengenai tempat-tempat yang mereka sudah kunjungi. Sedihnya, kesan jelek lah yang mereka bagikan. Prihatin sekali, ya. Padahal Lombok bisa menjadi aset berharga buat pemerintahan lewat pariwisata.
Long story short, gue dan partner tiba di Kota Mataram dengan selamat. Selama 2 hari di sana, kami dimanjakan sama pantai-pantai cantik yang luas dan masih sangat sepi. Salah satu pantai favorit gue adalah, Pantai Mawun! Baru kali itu gue benar-benar teriak luar biasa bahagia ketika mengunjungi sebuah pantai. Pasirnya luas, airnya hijau cantik, bersih dan sepi pula! Jaraknya cuman 15 menit naik motor dari penginapan kami di Kota Mataram. Sepanjang perjalanan ke Pantai Mawun pun kami dihibur oleh cantiknya pemandangan gunung dan bukit-bukit hijau. Indahnya nggak terkatakan. I love Mawun soooo much! Rasanya mengunjungi pantai itu cuma sekali nggak cukup! Sayangnya, waktu itu ombak agak cukup besar dan kami hampir terbawa ombak! Haha. Tapi kami malah ketawa-tawa setelah selamat. Gimana nggak ketawa, ternyata celana temen gue robek setelah hampir terseret ombak! Hahahahaha. Untunglah gue bawa celana jeans untuk dipinjamkan serta memakai celana renang, jadi temen gue nggak perlu pulang naik motor tanpa memakai celana! :D
I never wish to have lighter skin. I have always loved my tan exotic skin. |
Mawun Beach, I'm in love. |
Lotta love,
Esra Masniari Tambunan
Hey, Beach! (Part I)
Hello! I'm back to work! Gue akui gue cukup malas untuk menulis blog akhir-akhir ini. Ditambah, gue lagi aktif-aktifnya ngegym, jadi waktu ngeblog jadi tergilas sama kegiatan-kegiatan rutin gue. But, again, gue merasa takut lupa sama apa yang udah gue jalani, so...
Kali ini gue mau cerita betapaaaa gue kangennya sama pantai! Duh, dibanding hiking naik gunung, (I'm not a fan of hiking), gue jauh lebih menggemari pantai! Dibanding sama para travelers kece yang udah menyambangi puluhan pantai-pantai cantik, misalnya seperti travel writer idola gue, Trinity, tentulah pengalaman mengunjungi pantai-pantai cantik gue masih cetek. So far, sampai tulisan ini dibuat, pantai tercantik yang pernah gue kunjungi adalah PANTAI MAWUN, Lombok!
Gue mengunjungi Lombok bulan Desember tahun 2014 lalu. Awalnya, gue mengunjungi Bali, which has always been my favorite place. Gue sangat-sangat cinta Bali, sih. Sampai-sampai gue bercita-cita ketika tua nanti, gue harus menghabiskan waktu gue bersama pasangan untuk tinggal di kawasan Ubud. I've been in love with Ubud since 2011, the second time I went there. Waktu itu gue menghabiskan 8 hari di Ubud, berkaitan sama acara UWRF (Ubud Writers and Readers Festival). Momen selama 8 hari di sana benar-benar menyisakan kenangan indah yang ngangenin parah! Ya dimulai dari itu lah kali pertama gue mengikuti acara super keren begitu, kerja sama orang-orang asing dari berbagai negara, kemana-mana jalan kaki or naik sepeda (padahal jalanan Ubud itu naik turun!) demi hemat ongkos, and... was secretly in love too! Haha. 8 hari bisa jatuh cinta? Ya, udah kayak di film-film emang lol. That was super fun, so I have always wanted to go back to Bali. Kalau bisa, sih, every year!
Ok, back to Lombok story. Jadi, setelah menghabiskan 3 hari 2 malam bersama teman-teman di Bali untuk benar-benar sekedar having fun, gue dan teman gue, mengunjungi Gili Trawangan! I loved Gili Trawangan. Airnya sih yang super cantik yang bikin betah. Tapi, sialnya, gue salah milih penginapan! Tergiur sama keeksotisan penginapan gue, mata gue pun tertutup sama lokasi penginapan yang sangat nggak strategis itu. Bayangkan, di Gili Trawangan itu alat transportasi hanyalah sepeda dan semacam delman. Berhubung gue nggak suka melihat kuda diperlakukan sebagai alat transportasi yang menurut gue semacam menyiksa, gue pun memutuskan untuk selalu mengendarai sepeda. Rupanya, jarak 10 menit bersepeda dari penginapan ke pusat keramaian Gili Trawangan bikin gue semaput!
Gili Trawangan bisa dibilang belum punya sistem penerangan yang cukup. Jalanan dari pusat Gili Trawangan ke penginapan gue itu nggak ada lampu yang memadai. So, benar-benar gelap kalau di malam hari. Niat untuk party malam hari pun gagal karena mengingat kami harus naik sepeda gelap-gelapan pulangnya. We tried once, though. Dan bisa ditebak, karena super gelap, gue pun jatuh dari sepeda dan luka!-___- Sakit di kaki gue masih berasa setelah 3 bulan setelah peristiwa itu. Amazing, wasn't it? Duh, nggak lagi-lagi! Saran gue, tetaplah berpegang teguh pada prinsip: "Penginapan boleh murah dan unik tapi tetap harus berlokasi strategis untuk kemana-mana."
to be continued.......
Kali ini gue mau cerita betapaaaa gue kangennya sama pantai! Duh, dibanding hiking naik gunung, (I'm not a fan of hiking), gue jauh lebih menggemari pantai! Dibanding sama para travelers kece yang udah menyambangi puluhan pantai-pantai cantik, misalnya seperti travel writer idola gue, Trinity, tentulah pengalaman mengunjungi pantai-pantai cantik gue masih cetek. So far, sampai tulisan ini dibuat, pantai tercantik yang pernah gue kunjungi adalah PANTAI MAWUN, Lombok!
Gue mengunjungi Lombok bulan Desember tahun 2014 lalu. Awalnya, gue mengunjungi Bali, which has always been my favorite place. Gue sangat-sangat cinta Bali, sih. Sampai-sampai gue bercita-cita ketika tua nanti, gue harus menghabiskan waktu gue bersama pasangan untuk tinggal di kawasan Ubud. I've been in love with Ubud since 2011, the second time I went there. Waktu itu gue menghabiskan 8 hari di Ubud, berkaitan sama acara UWRF (Ubud Writers and Readers Festival). Momen selama 8 hari di sana benar-benar menyisakan kenangan indah yang ngangenin parah! Ya dimulai dari itu lah kali pertama gue mengikuti acara super keren begitu, kerja sama orang-orang asing dari berbagai negara, kemana-mana jalan kaki or naik sepeda (padahal jalanan Ubud itu naik turun!) demi hemat ongkos, and... was secretly in love too! Haha. 8 hari bisa jatuh cinta? Ya, udah kayak di film-film emang lol. That was super fun, so I have always wanted to go back to Bali. Kalau bisa, sih, every year!
Ok, back to Lombok story. Jadi, setelah menghabiskan 3 hari 2 malam bersama teman-teman di Bali untuk benar-benar sekedar having fun, gue dan teman gue, mengunjungi Gili Trawangan! I loved Gili Trawangan. Airnya sih yang super cantik yang bikin betah. Tapi, sialnya, gue salah milih penginapan! Tergiur sama keeksotisan penginapan gue, mata gue pun tertutup sama lokasi penginapan yang sangat nggak strategis itu. Bayangkan, di Gili Trawangan itu alat transportasi hanyalah sepeda dan semacam delman. Berhubung gue nggak suka melihat kuda diperlakukan sebagai alat transportasi yang menurut gue semacam menyiksa, gue pun memutuskan untuk selalu mengendarai sepeda. Rupanya, jarak 10 menit bersepeda dari penginapan ke pusat keramaian Gili Trawangan bikin gue semaput!
Gili Trawangan bisa dibilang belum punya sistem penerangan yang cukup. Jalanan dari pusat Gili Trawangan ke penginapan gue itu nggak ada lampu yang memadai. So, benar-benar gelap kalau di malam hari. Niat untuk party malam hari pun gagal karena mengingat kami harus naik sepeda gelap-gelapan pulangnya. We tried once, though. Dan bisa ditebak, karena super gelap, gue pun jatuh dari sepeda dan luka!-___- Sakit di kaki gue masih berasa setelah 3 bulan setelah peristiwa itu. Amazing, wasn't it? Duh, nggak lagi-lagi! Saran gue, tetaplah berpegang teguh pada prinsip: "Penginapan boleh murah dan unik tapi tetap harus berlokasi strategis untuk kemana-mana."
When I was just arrived in beautiful Gili Trawangan |
to be continued.......
Selasa, 10 Maret 2015
My Travelling Life At the Moment
(I was writing this part during my trip using train to Malang from Jakarta, March 10th, 2015)
HELLO! I am on my way to Malang by train at the moment and dunno what to do because I have no friends to chat haha. Yeah, gue lg nyoba solo travelling ke Malang ini! Gue memutuskan buat sum up my journey in recent past times aja deh.
SINGAPORE (PART II)
Actually I should have written my story about my journey to Singapore with my sister like a year ago! Can you imagine how busy (or sok busy) I am? Soo yg bikin gue sempet absen ngelanjutin blog gue was I was really busy looking for a job that time and finally once I got accepted, berbagai kesibukan langsung melanda gue. Jadi, sempet vakum utk ngelanjutin, deh. But, I still need to carry on the story because I don't wanna forget my journey yg sangat sangatlah mengesankan dan membahagiakan ehe.
Berawal dari lanjutan cerita mengenai jalan ke Singapore bulan Maret tahun 2014 kemaren, intinya gue ke USS sama adek gue dan itu gokil berat! The gokil part was waktu kita bawa 1 ransel kita yg berisi barang-barang yg kita butuhkan selama di USS and it turned out to be such annoying! The better part was when we found out that USS gave the visitors a free locker for rent, yet it was only for limited time. I guess cuman buat sekitar 30 menit, yaa. What was even more gokil adalah tiap 30 menit, setelah kami menikmati satu permainan, kami harus lari-lari to take our stuffs out from the locker. If we were late? We had to pay haha. Kebayang ngga berapa kali kami lari-larian untuk ngambil ransel kami? However, USS made us happy as cray! My most favorite ride was Transformers! Aaahh itu keren banget, asik parah. I think I'll have another trip to Singapore around June this year, and without any doubt, I'll go back for the USS!
KILUAN BAY, LAMPUNG (March 2014 - too bad I don't remember the exact date)
I had this trip with my former office mates at English First. As I recall, I went there with Lita, Kuri (Lita's friend), Agnes, Yuli, and his brother, Jack, Sly, Leslie, Paul, and Lewis! Tapi kami joined an open trip from Travollution gitu, jadi yg ikut nggak cuman kami aja. Titik point trip ini adalah di Pelabuhan Merak pada pukul 23:00 WIB. Waktu itu hari Jumat, jadi kami berangkat langsung from our office after work. We took ARIMBI bus and you know what, di tengah-tengah perjalanan, my bule friends drank whisky yaelah hahaha. They were also freaked out when they almost couldn't find any beer in Pelabuhan Merak lol. Long story short, the journey was fine, perfectly fine, I could say. We luckily got to meet the lovely dolphins!!! Beberapa orang bilang kalau agak susah untuk bertemu sama para lumba-lumbanya nowadays, but since I know I'm a lucky if it's about travelling, we saw the dolphins! Yg paling menakjubkan selain pertemuan dengan lumba-lumba adalah naik jukung pagi-pagi, lalu menyaksikan matahari terbit di tengah-tengah laut yg kalem aaah it was so wonderdul! Indahnya sampai sekarang masih membekas. Another place in Kiluan Bay that we visited was the Lagoon. Agak sedikit tracking menanjak utk mencapai Lagoon, but it was worth it. More surprise was when we were at the boat to go back to the dermaga. Lautnya lagi jelek banget dan perahu kami gonjang-ganjing nggak karuan sampai miring sekali lalu menyiram orang-orang yg lagi tiduran! That was a little bit awful because we were on the boat for like 3 hours. But, the rest were fine. We were safe and happy. You could find the photos of my trip collection in my instagram account: esratambunan. I don't have any photos of it to upload on my phone currently.
to be continued...
HELLO! I am on my way to Malang by train at the moment and dunno what to do because I have no friends to chat haha. Yeah, gue lg nyoba solo travelling ke Malang ini! Gue memutuskan buat sum up my journey in recent past times aja deh.
SINGAPORE (PART II)
Actually I should have written my story about my journey to Singapore with my sister like a year ago! Can you imagine how busy (or sok busy) I am? Soo yg bikin gue sempet absen ngelanjutin blog gue was I was really busy looking for a job that time and finally once I got accepted, berbagai kesibukan langsung melanda gue. Jadi, sempet vakum utk ngelanjutin, deh. But, I still need to carry on the story because I don't wanna forget my journey yg sangat sangatlah mengesankan dan membahagiakan ehe.
Berawal dari lanjutan cerita mengenai jalan ke Singapore bulan Maret tahun 2014 kemaren, intinya gue ke USS sama adek gue dan itu gokil berat! The gokil part was waktu kita bawa 1 ransel kita yg berisi barang-barang yg kita butuhkan selama di USS and it turned out to be such annoying! The better part was when we found out that USS gave the visitors a free locker for rent, yet it was only for limited time. I guess cuman buat sekitar 30 menit, yaa. What was even more gokil adalah tiap 30 menit, setelah kami menikmati satu permainan, kami harus lari-lari to take our stuffs out from the locker. If we were late? We had to pay haha. Kebayang ngga berapa kali kami lari-larian untuk ngambil ransel kami? However, USS made us happy as cray! My most favorite ride was Transformers! Aaahh itu keren banget, asik parah. I think I'll have another trip to Singapore around June this year, and without any doubt, I'll go back for the USS!
KILUAN BAY, LAMPUNG (March 2014 - too bad I don't remember the exact date)
I had this trip with my former office mates at English First. As I recall, I went there with Lita, Kuri (Lita's friend), Agnes, Yuli, and his brother, Jack, Sly, Leslie, Paul, and Lewis! Tapi kami joined an open trip from Travollution gitu, jadi yg ikut nggak cuman kami aja. Titik point trip ini adalah di Pelabuhan Merak pada pukul 23:00 WIB. Waktu itu hari Jumat, jadi kami berangkat langsung from our office after work. We took ARIMBI bus and you know what, di tengah-tengah perjalanan, my bule friends drank whisky yaelah hahaha. They were also freaked out when they almost couldn't find any beer in Pelabuhan Merak lol. Long story short, the journey was fine, perfectly fine, I could say. We luckily got to meet the lovely dolphins!!! Beberapa orang bilang kalau agak susah untuk bertemu sama para lumba-lumbanya nowadays, but since I know I'm a lucky if it's about travelling, we saw the dolphins! Yg paling menakjubkan selain pertemuan dengan lumba-lumba adalah naik jukung pagi-pagi, lalu menyaksikan matahari terbit di tengah-tengah laut yg kalem aaah it was so wonderdul! Indahnya sampai sekarang masih membekas. Another place in Kiluan Bay that we visited was the Lagoon. Agak sedikit tracking menanjak utk mencapai Lagoon, but it was worth it. More surprise was when we were at the boat to go back to the dermaga. Lautnya lagi jelek banget dan perahu kami gonjang-ganjing nggak karuan sampai miring sekali lalu menyiram orang-orang yg lagi tiduran! That was a little bit awful because we were on the boat for like 3 hours. But, the rest were fine. We were safe and happy. You could find the photos of my trip collection in my instagram account: esratambunan. I don't have any photos of it to upload on my phone currently.
to be continued...
Kamis, 05 Maret 2015
How Am I?
Life has been cruel to me recently. I am afraid of speaking to anybody because whatever I say just makes them hate me even more. I can't stand pain by those words stabbed to my little sensitive heart. By that, I let myself be blamed for something I cry over.
Why should I blame myself for being too sensitive? Why don't this mean life fix their attitude towards me? I am tired of pretending to be just fine while the fact is I am not at all. I am 24, and a 24-year-old-human is okay to cry because of being torn and depressed.
What's not okay is to hurt people and let them ripped and drowned in tears; letting them cry over words like this.
People need love. I do need, too.
Life, please stop bugging me.
Why should I blame myself for being too sensitive? Why don't this mean life fix their attitude towards me? I am tired of pretending to be just fine while the fact is I am not at all. I am 24, and a 24-year-old-human is okay to cry because of being torn and depressed.
What's not okay is to hurt people and let them ripped and drowned in tears; letting them cry over words like this.
People need love. I do need, too.
Life, please stop bugging me.
Sabtu, 11 Oktober 2014
Surat Untuk Pak Bowo
OMG. I wrote this and saved it into the draft. Well, I know people have forgotten the open letter rumor several months ago. But, I think I still need to post it. So...
Good day, sir. I am writing to you here because I don't know how to post it in on tumblr and I don't want to find out how to either. So, I let my soul writes here and I hope someday, somehow, you'll be able to read this open letter to you.
I'm surprised to see many people are concerned about you and they want to spare some time to write to you. Either you're willing to read it or not, (well, actually you'll be just fine when you read those letters) those letters still come up everyday. I 'm interested in expressing my thoughts about you because I'm also interested in your exceptional character. I mean, look at you! You definitely love yourself and you've got great ambition to be the greatest person in my lovable country, Indonesia.
Dear, Mr. Prabowo, your life must be hard. You know; there is a metaphor in this world about an egg and boiling water. This raw egg used to be soft and mild before it is boiled in a boiling water. When it comes up from the hot water, the egg becomes cooked and no longer soft. All I can think about this metaphor someway, is you. Well, not exactly only you. It's me and you. I know how it feels like. I can still smell the blessedness of my childhood. It's a great fortune for me. I was just young and happy. I didn't know what pain was. I only cried when I wanted some snacks that my dad banned to be eaten by his kids. When I grew older and more mature, I knew pain. Maybe it's not as painful as yours, but I felt pain too. I cried several times; trying to fix my heart, but it didn't heal quickly like I've always wanted. I became that cooked egg; I'm no longer soft and mild. I was angry with what happened in my life. Again, I'm no longer that soft raw egg. And now, I looked at my reflection on you. You are exactly just like me. You didn't want to lose because losing is pain. Yea, I know because when I knew what pain was and how exactly that hurt me so bad, I unconsciously pulled the strength out of myself. It was great sometimes because I don't fear, but do you know when I am too strong I hurt people around me too?
I am writing to you in a very painful condition right now. I have a big problem and I start to feel pain as well. It's just again, suddenly I remember you.
Mr. Prabowo, you're not alone. I am also great and smart; without intending to exaggerate or show off, and I also have so many plans for Indonesia. I want - really really want - Indonesia to become a very great country. I don't want the money. I have no heart to see some people begging for food on the street while I am here; looking for the way how I should I spend my money for. However, I can't see myself become a president, rule our country. I am a self-centered woman. Maybe not always, but I can't lose. I don't want even to start as a candidate. I never look up to it. Wondering why? I am that cooked egg. I still figure out how to be a well cooked delicious egg.
We're just the same. Mind to make it happen together? Don't worry, I can't lose too.
Esra Masniari Tambunan
Good day, sir. I am writing to you here because I don't know how to post it in on tumblr and I don't want to find out how to either. So, I let my soul writes here and I hope someday, somehow, you'll be able to read this open letter to you.
I'm surprised to see many people are concerned about you and they want to spare some time to write to you. Either you're willing to read it or not, (well, actually you'll be just fine when you read those letters) those letters still come up everyday. I 'm interested in expressing my thoughts about you because I'm also interested in your exceptional character. I mean, look at you! You definitely love yourself and you've got great ambition to be the greatest person in my lovable country, Indonesia.
Dear, Mr. Prabowo, your life must be hard. You know; there is a metaphor in this world about an egg and boiling water. This raw egg used to be soft and mild before it is boiled in a boiling water. When it comes up from the hot water, the egg becomes cooked and no longer soft. All I can think about this metaphor someway, is you. Well, not exactly only you. It's me and you. I know how it feels like. I can still smell the blessedness of my childhood. It's a great fortune for me. I was just young and happy. I didn't know what pain was. I only cried when I wanted some snacks that my dad banned to be eaten by his kids. When I grew older and more mature, I knew pain. Maybe it's not as painful as yours, but I felt pain too. I cried several times; trying to fix my heart, but it didn't heal quickly like I've always wanted. I became that cooked egg; I'm no longer soft and mild. I was angry with what happened in my life. Again, I'm no longer that soft raw egg. And now, I looked at my reflection on you. You are exactly just like me. You didn't want to lose because losing is pain. Yea, I know because when I knew what pain was and how exactly that hurt me so bad, I unconsciously pulled the strength out of myself. It was great sometimes because I don't fear, but do you know when I am too strong I hurt people around me too?
I am writing to you in a very painful condition right now. I have a big problem and I start to feel pain as well. It's just again, suddenly I remember you.
Mr. Prabowo, you're not alone. I am also great and smart; without intending to exaggerate or show off, and I also have so many plans for Indonesia. I want - really really want - Indonesia to become a very great country. I don't want the money. I have no heart to see some people begging for food on the street while I am here; looking for the way how I should I spend my money for. However, I can't see myself become a president, rule our country. I am a self-centered woman. Maybe not always, but I can't lose. I don't want even to start as a candidate. I never look up to it. Wondering why? I am that cooked egg. I still figure out how to be a well cooked delicious egg.
We're just the same. Mind to make it happen together? Don't worry, I can't lose too.
Esra Masniari Tambunan
Langganan:
Postingan (Atom)