aku mencinta , tak lebih dari percintaan murni yg ditautkan seorang manusia kepada sang belahan jiwanya.
meski aku bukan peramal , tapi hatiku lebih kuat.
iya sayang , aku mau bersamamu karena aku yakin belahan jiwaku itu kamu..
kalau boleh aku tersenyum , ku harap kamu yg pertama kali melihat senyumku.
kemudian menertawainya.
ku harap katamu , "Senyummu bukan lelucon. Aku tertawa karena aku bahagia".
ah , aku berhasil..
kebahagiaanmu itu nomor satu , meski sering kali terlupakan.
seharusnya cinta ngga mendesak kan sayang?
iya , seharusnya cinta juga ngga menuntut.
lalu kenapa aku berlaku demikian?
aku cinta kamu , itu kataku.
terus dan menerus.
ulang dan terulang.
tapi nyatanya kenyataan pahit lebih banyak kau dapatkan.
padahal sebuncah kasih sayang kau terus berikan.
ukir senyummu ya sayang , kalau aku terlalu dalam menyakiti , tampar aku , pokoknya jangan sampai aku terlepas hebat melakukan kesalahan.
jangan menangis ya sayang , air matamu menyayat hatiku..
tersenyum saja , senyum yg paling indah..
kalau besok aku masih sering menyakitimu , lepaskan saja aku.
jangan perdulikan aku yg berlari terseok-seok mengejarmu.
jangan perdulikan aku yg bersimbah keringat karena itu.
juga hiraukan saja aliran darah yg tercurah karena aku terlampau memaksa sehingga terseret.
tinggalkan saja..
jauhi saja..
hiraukan saja..
apa?
kamu ngga bisa?
kenapa?
apa karena aku terlalu mengemis.
iba ya sayang?
apa?
oh..
kamu mencintaiku...........
aku bahagia.
ya , aku juga cinta padamu :')
*terima kasih untuk menggendongku pulang..
meski aku bukan peramal , tapi hatiku lebih kuat.
iya sayang , aku mau bersamamu karena aku yakin belahan jiwaku itu kamu..
kalau boleh aku tersenyum , ku harap kamu yg pertama kali melihat senyumku.
kemudian menertawainya.
ku harap katamu , "Senyummu bukan lelucon. Aku tertawa karena aku bahagia".
ah , aku berhasil..
kebahagiaanmu itu nomor satu , meski sering kali terlupakan.
seharusnya cinta ngga mendesak kan sayang?
iya , seharusnya cinta juga ngga menuntut.
lalu kenapa aku berlaku demikian?
aku cinta kamu , itu kataku.
terus dan menerus.
ulang dan terulang.
tapi nyatanya kenyataan pahit lebih banyak kau dapatkan.
padahal sebuncah kasih sayang kau terus berikan.
ukir senyummu ya sayang , kalau aku terlalu dalam menyakiti , tampar aku , pokoknya jangan sampai aku terlepas hebat melakukan kesalahan.
jangan menangis ya sayang , air matamu menyayat hatiku..
tersenyum saja , senyum yg paling indah..
kalau besok aku masih sering menyakitimu , lepaskan saja aku.
jangan perdulikan aku yg berlari terseok-seok mengejarmu.
jangan perdulikan aku yg bersimbah keringat karena itu.
juga hiraukan saja aliran darah yg tercurah karena aku terlampau memaksa sehingga terseret.
tinggalkan saja..
jauhi saja..
hiraukan saja..
apa?
kamu ngga bisa?
kenapa?
apa karena aku terlalu mengemis.
iba ya sayang?
apa?
oh..
kamu mencintaiku...........
aku bahagia.
ya , aku juga cinta padamu :')
*terima kasih untuk menggendongku pulang..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar