Di Perumahan Pondok Indah
aku punya mobil , rumah mewah , handphone banyak , mau apapun tinggal tunjuk , kartu kredit tanpa limit , semua teman-temanku iri. bahkan sama senyumku pun mereka iri. kata mereka , gigiku indah rapi berderet karena memakai behel yg mahal. belum lagi kulitku halus dan berseri akibat perawatan di salon kecantikan. semua iri padaku , semua menginginkan menjadi aku. tetapi mereka ngga tau kalo aku tidak seberuntung yg mereka bayangkan. banyak pedih yg aku lewati , terutama pedih saat kehilangan sosok orangtuaku. mereka memang orangtua biologisku tetapi dalam hal kenyataan mereka seperti penyokong dana saja di hidupku. aku rela menukar seluruh harta ini dengan sebuah gubuk kecil , asalkan aku tinggal di sana bersama orangtua ku selama 24 jam. tetapi sepertinya itu hanyalah khayalan......
Di Pasar
capek. basah semua bajuku karena keringat. bau matahari. sinarnya terlalu menyengat. panas ya. hhh.. aku cuman bisa berkelakar sendiri , mengeluh pun hanya di dalam hati. mau bilang ke orang lain? atau ke teman-teman yg bernasip sama sepertiku? ah konyol. kehidupan seperti ini itu tiap hari. percuma disesalkan atau dikeluhkan. karena memang aku berasal dari keluarga yg tidak mampu. ayahku seorang tukang becak , ibuku pembantu rumah tangga. adikku 4 orang , aku harus bisa membantu kedua orangtua ku walau hanya dengan menjadi pengamen cilik. tapi aku mau benar-benar menyanyi dan menghibur. melantunkan lagu dengan tersenyum , dberi uang syukur , tidak diberi pun balas dengan senyuman. aku melakukan sesuatu yg halal. yg jelas pulang ke rumah nanti , setiap harinya , aku bisa berkumpul bersama ayah dan ibu dan keempat adikku yg lucu-lucu. meski rumahku panas , karena kami ngga mampu membeli kipas angin , tetapi keluargaku merupakan penyejuk jiwaku , penentram sehari ku yg selalu berat.
Di Sebuah Rumah Sederhana
mata ku buta sejak 2 tahun lalu , sedangkan pernikahanku dengan suamiku sudah memasuki tahun ke 8. semuanya awalnya sulit. kecelakaan itu merenggut kedua bola mataku. aku merasa hampa. ngga ada yg bisa aku lakukan pada tahun pertama kebutaanku. semuanya terasa janggal. aku terlalu menggantungkan apapun pada suamiku. ku rasa ia lelah , apalagi jika trauma ku kumat. aku hanya bisa melihat dalam mimpi , itu lah yg membuat aku terjaga dan berteriak di tengah malam. tetapi suamiku hanya mengecup keningku ketika aku mempertanyakan kesabaranny dan mengatakan hal yg indah , "untuk apa lelah menjagamu , sebelum menikahi mu pun aku bertekad untuk menjadi penjagamu. aku tidak pernah mengeluh atau berpikir untuk mengeluh. aku hanya merasa cinta , itu saja".
Di Sebuah Rumah Besar
hobby ku? berbelanja. tentu saja. suamiku seorang pengusaha yg sukses. ia bisa memberikan apapun yg aku mau. ia tau hobby ku berbelanja , dan ia tidak keberatan memberikan uang sebesar apapun asal aku bisa menuntaskan hobby berbelanja ku. aku bahagia? yaa kalau diukur dengan bisa mendapatkan apapun yg aku inginkan pastinya aku bahagia. lagipula suamiku tampan dan muda. tapi sayang hidupku tidak sebahagia itu. suamiku seseorang yg doyan selingkuh. ia bahkan terang-terangan menuturkan hal itu kepadaku. tetapi ia tidak bisa melepasku. kenapa? karena aku begitu mencintainya dan tidak bisa melepasnya. aku tidak mencintai hartanya. berbelanja hanyalah hobby ku , sedangkan hidup ku adalah suamiku. suami yg doyan berselingkuh , tetapi aku mau untuk bisa merebut hatinya sepenuhnya lagi....
semua ngga lepas dari peranan manusia itu sendiri untuk melihat kehidupan serta artinya. bagi yg bisa menata hidupnya sendiri dan menemukan solusi untuk memperbaiki bagian yg retak kemudian mensyukurinya , ia tidak akan pernah merasa hidupnya sia-sia. semua manusia dilahirkan punya tujuan. TUHAN ngga akan pernah membiarkan umat-Nya ada di dunia untuk menjadi sesuatu yg tak berarti. IA menyiapkan kehidupan yg bergejolak , kadang di atas , kadang di bawah. tetapi , sesuatu belum selesai jika akhirnya masih penderitaan atau duka. kebahagiaan adalah setiap akhir. jika belum berbahagia itu bukanlah akhir. satu hal yg perlu dipastikan , what comes around , goes around. HIDUP INI ADIL!
Esra Tambunan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar