Kamis, 11 Juni 2015

Hey, Beach! (Part I)

   Hello! I'm back to work! Gue akui gue cukup malas untuk menulis blog akhir-akhir ini. Ditambah, gue lagi aktif-aktifnya ngegym, jadi waktu ngeblog jadi tergilas sama kegiatan-kegiatan rutin gue. But, again, gue merasa takut lupa sama apa yang udah gue jalani, so...


   Kali ini gue mau cerita betapaaaa gue kangennya sama pantai! Duh, dibanding hiking naik gunung, (I'm not a fan of hiking), gue jauh lebih menggemari pantai! Dibanding sama para travelers kece yang udah menyambangi puluhan pantai-pantai cantik, misalnya seperti travel writer idola gue, Trinity, tentulah pengalaman mengunjungi pantai-pantai cantik gue masih cetek. So far, sampai tulisan ini dibuat, pantai tercantik yang pernah gue kunjungi adalah PANTAI MAWUN, Lombok!
 
   Gue mengunjungi Lombok bulan Desember tahun 2014 lalu. Awalnya, gue mengunjungi Bali, which has always been my favorite place. Gue sangat-sangat cinta Bali, sih. Sampai-sampai gue bercita-cita ketika tua nanti, gue harus menghabiskan waktu gue bersama pasangan untuk tinggal di kawasan Ubud. I've been in love with Ubud since 2011, the second time I went there. Waktu itu gue menghabiskan 8 hari di Ubud, berkaitan sama acara UWRF (Ubud Writers and Readers Festival). Momen selama 8 hari di sana benar-benar menyisakan kenangan indah yang ngangenin parah! Ya dimulai dari itu lah kali pertama gue mengikuti acara super keren begitu, kerja sama orang-orang asing dari berbagai negara, kemana-mana jalan kaki or naik sepeda (padahal jalanan Ubud itu naik turun!) demi hemat ongkos, and... was secretly in love too! Haha. 8 hari bisa jatuh cinta? Ya, udah kayak di film-film emang lol. That was super fun, so I have always wanted to go back to Bali. Kalau bisa, sih, every year!
 
   Ok, back to Lombok story. Jadi, setelah menghabiskan 3 hari 2 malam bersama teman-teman di Bali untuk benar-benar sekedar having fun, gue dan teman gue, mengunjungi Gili Trawangan! I loved Gili Trawangan. Airnya sih yang super cantik yang bikin betah. Tapi, sialnya, gue salah milih penginapan! Tergiur sama keeksotisan penginapan gue, mata gue pun tertutup sama lokasi penginapan yang sangat nggak strategis itu. Bayangkan, di Gili Trawangan itu alat transportasi hanyalah sepeda dan semacam delman. Berhubung gue nggak suka melihat kuda diperlakukan sebagai alat transportasi yang menurut gue semacam menyiksa, gue pun memutuskan untuk selalu mengendarai sepeda. Rupanya, jarak 10 menit bersepeda dari penginapan ke pusat keramaian Gili Trawangan bikin gue semaput!
 
   Gili Trawangan bisa dibilang belum punya sistem penerangan yang cukup. Jalanan dari pusat Gili Trawangan ke penginapan gue itu nggak ada lampu yang memadai. So, benar-benar gelap kalau di malam hari. Niat untuk party malam hari pun gagal karena mengingat kami harus naik sepeda gelap-gelapan pulangnya. We tried once, though. Dan bisa ditebak, karena super gelap, gue pun jatuh dari sepeda dan luka!-___- Sakit di kaki gue masih berasa setelah 3 bulan setelah peristiwa itu. Amazing, wasn't it? Duh, nggak lagi-lagi! Saran gue, tetaplah berpegang teguh pada prinsip: "Penginapan boleh murah dan unik tapi tetap harus berlokasi strategis untuk kemana-mana."



When I was just arrived in beautiful Gili Trawangan


to be continued.......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar